Asal-Usul Hingga karakter Topeng Malangan

Kantor Berita Patriot Semeru.com
  Kolom : Citizen Jurnalism
  Rubrik : Artikel Opini
Penulis oleh : Ragil Andriansyah Sugiyo
Npm:220401040011
Prodi:Ppkn/Civic Hukum
Mata kuliah:Pengantar Ilmu Sosial
Universitas Pgri Kanjuruhan Malang

   Tari topeng memiliki ciri utama yaitu para penari akan menggunakan topeng untuk menutupi wajahnya. Tiap topeng yang digunakan oleh para penari mempunyai ciri khas atau karakteristiknya sendiri. Hal inilah yang semakin menambah keunikan dari budaya tari yang ada di Indonesia.Para tari topeng, para penari disebut sebagai Dalang. Sebab, setiap penari akan memerankan tokoh atau karakter yang berbeda-beda. Tarian tersebut biasanya akan dipentaskan oleh satu orang penari atau sejumlah penari yang berkelompok.
  Wayang topeng menjadi satu warisan seni pertunjukan yang masih mengakar dan letari di Malang Jawa Timur. Para seniman dan masyarakat setempat menyebutkan dengan Topeng Malangan.Awalnya cerita dalam topeng wayangan bersifat sakral, memuat kisah religi cerita pewayangan India, seperti Ramayana dan Mahabarata. Tetapi sejak pemerintahan Raja Erlangga, kesenian topeng ini diubah menjadi kebudayaan biasa dan hanya sebagai seni tari saja. Bahkan topeng difungsikan pula sebagai pendukung fleksibilitas penari agar tak lagi menggunakan rias. Tari topeng Malang diketahui mulai muncul pada saat masa keemasan Kerajaan Kanjuruhan tepatnya pada masa pemerintahan Raja Gajayana.
Tari topeng sudah ada sejak abad ke 10 Masehi. Tarian ini kemudian berkembang pada abad ke 10 hingga ke 16 Masehi. Saat itu adalah masa pemerintahan Prabu Panji Dewa. Beliau adalah Raja Jenggala yang ada di Jawa Timur. Lalu seiring berjalannya waktu, tari topeng mulai menyebar ke beberapa daerah yang ada di Jawa Timur. Salah satunya adalah daerah Malang.
Ketika tari topeng hadir di daerah Malang, tarian ini kemudian berbaur atau menyatu dengan kesenian daerah. Sehingga hal tersebut menciptakan sebuah tarian yang khas dan unik. Tari ini mempunyai makna, simbol, dan juga filosofi tertentu. Mulai dari percintaan, kepemimpinan, dan juga kebijaksanaan.
Dalam pertunjukannya, makna-makna tersebut akan disampaikan kepada para penonton supaya lebih mudah dimengerti dan bisa diambil sebagai pelajaran dari tari topeng. Jika merujuk pada cerita yang beredar di masyarakat, Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga sempat menggunakan tari topeng sebagai media dakwah.
Keduanya menyebarkan agama Islam menggunakan tarian ini. Tak hanya itu, mereka juga menggunakan tari topeng sebagai media hiburan di lingkungan keraton.
Tari ini juga menjadi pedoman dan dasar dari terbentuknya tarian lain seperti Tari Topeng Panji, Tari Topeng Rumyang, Tari Topeng Kelana, dan lainnya. Jumlah topeng digunakan pada tarian ini biasanya disebut sebagai Panca Wanda. Sebab, umumnya topeng yang digunakan pada tari topeng berjumlah 5 topeng.
  Panji Asmoro Bangun
Merupakan tokoh protagonis yang mengatur naik turunnya konflik dalam suatu cerita. Warna hijau pada wajah melambangkan bahwa ia seorang yang baik hati. Sifat jujur, sabar, gesit dan perwira ditunjukkan oleh matanya yang berbentuk bulir padi.Sedangkan dari bibirnya yang sedikit terbuka mengartikan bahwa ia lembut dan berbudi luhur. Titik emas diantara alisnya menunjukkan bahwa ia adalah keturunan dewa. Alisnya berbentuk nanggal sepisan, berhidung mancung, dan juga terdapat kumis.
  Gunung Sari
Sahabat Raden Panji ini memiliki mata sipit, berkumis panjang. Warna wajahnya sama seperti Dewi Sekartaji yaitu putih yang melambangkan seorang yang baik hati dan suci.
  Dewi Ragil Kuning
Karakter topeng ini merupakan adik dari Raden Panji ini bersifat aktif. Warna wajahnya yang kuning melambangkan kesenangan.
Bapang
Topeng ini memiliki warna wajah merah, hidung panjang, dan mata yang besar. Warna wajah sahabat Klana Sewandana ini melambangkan sifat pemarah dan pemberani.Dari berbagai informasi yang berhasil dihimpun, budaya topeng ini muncul sekitar abad ke-8 Masehi sebagai sandiwara atau tontonan hiburan bagi Sang Raja dan rakyatnya. Disebutkan pula budaya ini sebagai hasil asimilasi antara budaya India dan Jawa-Kanjuruhan, pengaruh dari hubungan perdagangan ketika itu.Ciri khas Topeng Malangan adalah pahatan karakter wajah seseorang pada kayu yang nampak lebih nyata, serta warna yang lebih beragam dibanding topeng dari daerah lainnya.
Jadi disini saya akan mengkaitkan opini di atas yang berjudul tari topeng malangan dengan menurut ahli dari Prof.Dr.Soerjono Soekanto.menyatakan bahwa sosiologi yang mempelajari struktur sosial termasuk perubahan keseluruhan jalinan antara unsur unsur yang pokok kaidahnya sosiologi,lemabag-lembaga social
Logika nya analisis dari tari topeng malangan menurut pendapat Prof.Dr.Soerjono Soekanto adalah seni adalah hasil keindahan sehingga dapat mempengaruhi perasaan seseorang yang melihatnya, dan seni merupakan perbuatan manusia yang bisa mempengaruhi dan menimbulkan perasaan indah.
Struktur sosiloginya adalah Panji asmoro bangun,Gunung sari,Dewi ragil kuning,Bapang,Topeng alit,Topeng gede.
  Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita simpulkan. Bahwa tari topeng mempunyai keunikan tersendiri. Mulai dari terdapat lima jenis topeng yang mewakili karakteristik manusia. Kemudian para penari menggunakan topeng yang memiliki karakter yang berbeda serta memiliki jalan cerita sendiri. Pementasan tarian ini digunakan sebagai sarana hiburan dan juga sebagai media untuk menyampaikan pesan moral kepada masyarakat. Pesan moral yang disampaikan disalurkan melalui topeng-topeng yang digunakan.
  (Redaksi)







 : Artikel Opini

0 Response to "Asal-Usul Hingga karakter Topeng Malangan"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel