Dugaan Bisnis Terselubung Nobar Pelajar SD/ SMP di Lumajang



Lumajang – Ratusan siswa berseragam sekolah menengah pertama  dan SD tampak memadati pintu masuk Mopic Cinema Lumajang, Rabu (12/11/2025). Mereka datang untuk mengikuti kegiatan nonton bareng (nobar) film bertema Cyberbullying yang disebut-sebut sebagai upaya edukasi digital bagi pelajar.
Namun di balik keramaian layar lebar itu, muncul gelombang protes dari kalangan wali murid yang menilai kegiatan tersebut lebih berbau bisnis daripada pendidikan.

Beberapa sekolah di Lumajang di tengarai“mewajibkan” siswa untuk ikut nobar dengan membayar tiket seharga Rp25 ribu per orang. Nominal yang mungkin terlihat kecil, tapi dianggap membebani orang tua, terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil.
“Saya tidak menemukan urgensi apapun soal acara nobar itu dengan pendidikan. Justru saya melihat ada bisnis antara Event Organizer dengan pihak Dinas Pendidikan,” ujar Andri, wali murid asal Sukodono, saat ditemui di area plaza Lumajang.

Andri mengaku heran mengapa kegiatan yang seharusnya bersifat sukarela justru dikaitkan dengan kewajiban sekolah. Ia menilai, ada pola koordinasi yang tidak sehat antara pihak sekolah dan panitia penyelenggara.

*Dugaan bisnis terselubung berkedok edukasi*

Sumber lain menyebut, kegiatan nobar ini diduga dikoordinir oleh oknum di Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang melalui jaringan sekolah-sekolah menengah pertama dan sekolah dasar. Tujuannya, diduga untuk meraup keuntungan dengan dalih “program pembelajaran berbasis literasi digital”.
Kegiatan ini berlangsung cukup lama berlangsung  dan hampir bergantian lembaga yang datang di Mopic Cinema. Menurut keterangan sejumlah pedagang dan juru parkir di sekitar lokasi hampir sering para pelajar datang menonton di sini saat jam jam belajar ,dalam satu hari bisa ada dua sekolah yang mendatangkan ratusan siswa untuk menonton, pada pagi dan siang hari.
“Setiap jam tayang selalu ramai siswa. Bisa dua sekolah sekaligus,” ujar seorang juru parkir di lokasi.
Ironisnya, film yang diputar justru bertema Cyberbullying—isu tentang manipulasi, tekanan sosial, dan eksploitasi di dunia digital. Namun dalam praktiknya, siswa justru tampak dimanfaatkan oleh sistem yang tak kalah manipulatif di dunia nyata.
*Dinas Pendidikan: belum tahu-menahu*


Saat dikonfirmasi, sumber di Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang menyebut bahwa pihaknya belum mengetahui adanya program nobar tersebut. Alasannya, jajaran pejabat di dinas baru saja berganti setelah mutasi besar-besaran yang dilakukan bupati beberapa hari sebelumnya.
Namun publik bertanya-tanya, bagaimana mungkin kegiatan yang melibatkan ratusan siswa dari berbagai sekolah bisa berjalan tanpa sepengetahuan dinas?
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada keterangan resmi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang terkait kegiatan “wajib” nobar film Cyberbullying di Mopic Cinema.
Jika benar kegiatan ini merupakan program edukasi, semestinya bisa dilakukan secara terbuka, transparan, dan tanpa beban finansial bagi orang tua dan dilakukan di sekolah. Tapi jika sebaliknya—jika edukasi dijadikan bungkus untuk kepentingan ekonomi—maka inilah contoh nyata bagaimana pendidikan bisa tergelincir dari nilai kejujuran ke jurang pragmatisme. (Red)

0 Response to "Dugaan Bisnis Terselubung Nobar Pelajar SD/ SMP di Lumajang"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel